Wednesday, September 4, 2013

Therapy For Binge Eating




Selain usaha dari dirinya sendiri, penderita binge eating sangat disarankan untuk juga mencari bantuan dari orang yang ahli seperti ahli gizi, dokter, psikiater, maupun terapis. Dengan begitu, diharapkan mereka mendapat perawatan yang mendalam dan dapat mengatasi binge eating sampai ke akarnya sehingga tidak akan muncul kembali.

Salah satu treatment yang umumnya diberikan kepada penderita eating disorder, termasuk binge eating, adalah terapi. Seperti dilansir helpguide.org, terapi yang diberikan meliputi cognitive-behavioral therapy (CBT), psikoterapi interpersonal, dan terapi perilaku dialektis.

Terapi kognitif-perilaku (CBT) ditujukan untuk memberi penderita kesadaran diri untuk mengontrol pola makan ketika emosi datang. Terapis akan membantu penderita untuk mengenali penyebab terjadinya binge eating dan bagaimana untuk mengalahkannya. Selain itu, terapi ini juga meliputi pendidikan tentang nutrisi, penurunan berat badan yang sehat, dan teknik relaksasi.

Terapi interpersonal difokuskan pada masalah sosial dan interpersonal yang terjadi akibat binge eating. Terapis akan membantu penderita untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasinya, dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan keluarga dan teman. Dengan membaiknya hubungan sosial dan interpersonal dengan orang-orang terdekat, frekuensi terjadinya binge eating akan berkurang dan akan lebih mudah untuk mengatasinya.

Terapi perilaku dialektis merupakan gabungan dari CBT dan meditasi. Inti dari terapi ini adalah mengajarkan penderita untuk menerima keadaan diri, mengatasi stress dengan lebih baik, dan memanage emosinya. Terapi perilaku dialektis tidak hanya terdiri dari perawatan individual, tapi juga sesi terapi grup, yakni penderita akan bergabung dengan penderita binge eating lainnya.

Ladies, selain terapi-terapi diatas, ada juga treatment lain yang bisa diberikan kepada penderita binge eating, yaitu pengobatan. Dengan gabungan dari usaha dari diri sendiri, terapi, dan pengobatan, binge eating bisa disembuhkan.

No comments:

Post a Comment